Teknik pemodelan geometri merupakan variabel mendasar dari aplikasi teknologi virtual set. alam teknologi virtual, parameter utama adalah kecepatan dalam men-generate gambar. Dalam hal ini output dan karakter sebuah model geometri merupakan variabel dasar dari generated image yang memegang peranan penting dalam menentukan kecepatan rendering.
Rabu, 13 November 2013
Image dan Display
Merupakan hasil akhir dari keseluruhan proses dari pemodelan.
Biasanya obyek pemodelan yang menjadi output adalah berupa gambar untuk
kebutuhan koreksi pewarnaan, pencahayaan, atau visual effect yang
dimasukkan pada tahap teksturing pemodelan. Output images memiliki
Resolusi tinggi berkisar Full 1280/Screen berupa file dengan JPEG,TIFF,
dan lain-lain. Dalam tahap display, menampilkan sebuah bacth Render,
yaitu pemodelan yang dibangun, dilihat, dijalankan dengan tool animasi.
Selanjutnya dianalisa apakah model yang dibangun sudah sesuai tujuan.
Output dari Display ini adalah berupa *.Avi, dengan Resolusi maksimal
Full 1280/Screen dan file *.JPEG.
Texturing
Texturing adalah proses pemberian karakteristik permukaan pada objek. Maksud dari karakteristik adalah termasuk pewarnaan, kilauan, dan lainnya. Pada umumnya teksturing adalah pemberian warna pada permukaan objek atau pengecatan, walaupun ada proses yang mengubah geometri objek.
Rendering
Rendering adalah suatu proses untuk mengubah model geometri menjadi suatu
image. Ada dua macam sifat
rendering, biased dan unbiased rendering. Unbiased rendering
dapat memberikan hasil yang lebih baik dari biased rendering karena pada
unbiased rendering tidak ada penyederhanaan proses rendering, tetapi waktu yang
dibutuhkanuntuk melakukan unbiased rendering
lebih lama dan sumber daya komputasi yang dibutuhkan semakin besar.
Metode Modeling 3D
Pemodelan adalah membentuk suatu
benda-benda atau obyek. Membuat dan mendesain obyek tersebut sehingga terlihat
seperti hidup. Sesuai dengan obyek dan basisnya, proses ini secara
keseluruhan dikerjakan di komputer. Melalui konsep dan proses desain,
keseluruhan obyek bisa diperlihatkan secara 3 dimensi, sehingga banyak yang
menyebut hasil ini sebagai pemodelan 3 dimensi (3D modelling) (Nalwan,
1998). Ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan bila membangun model
obyek, kesemuanya memberi kontribusi pada kualitas hasil akhir. Hal-hal
tersebut meliputi metoda untuk mendapatkan atau membuat data yang
mendeskripsikan obyek, tujuan dari model, tingkat kerumitan, perhitungan biaya,
kesesuaian dan enyamanan, serta kemudahan manipulasi model. Proses pemodelan 3D
membutuhkan perancangan yang dibagi dengan beberapa tahapan untuk
pembentukannya. Seperti obyek apa yang ingin dibentuk sebagai obyek dasar,
metoda pemodelan obyek 3D, pencahayaan dan animasi gerakan obyek sesuai dengan urutan
proses yang akan dilakukan.
Motion Capture
Pada saat ini motion capture banyak ditemukan dalam berbagai bidang, terutama pada dunia animasi dalam pembuatan film, industri game, analis bio mekanik dan lain–lain. Motion capture system adalah terminologi yang
digunakan untuk mendeskripsikan proses dari perekaman dan penterjemahan
gerakan menjadi model digital. Motion capture system ini digunakan pada
bidang animasi, medis, simulasi (augmented reality), olahraga,
entertaiment, analisa gerakan dan lain sebagainya. Metode input yang
digunakan pada teknik motion capture bervariasi, antara lain
electromechanic, acoustic, electromagnetic, and optic. Metode yang
paling populer adalah metode optic, karena lebih tahan terhadap gangguan
dan gerakan subjek lebih mudah dibanding metode lain.
Langganan:
Postingan (Atom)