Selasa, 13 September 2011

Sepenggal Syair Malam

Saat malam mencapai puncaknya,
dan embun malam tengah berkuasa.
disitu kurasakan perihnya tusukan cinta.
mengoyak segala rasa, tanpa ada sisa.
aku merasa bukan lagi menjadi diriku.
karena otakku diliputi rasa yang tak akan pernah sirna.
aku menjadi mabuk demi kuturuti katanya.
rasanya tak perduli seberapa besar api,
sedalam apapun lautan, selebar apapun jurang,
dan sepedih apapun siksa, harus kulewati semua.
tapi…..
itukah jalan keluar, itukah solusi
atau…..
bukankah itu semua implementasi dari kebodohan
bukankah itu pengungkapan akan kerdilnya manusia
bukankah itu penampakan sifat kekanakan
dari manusia yang merasa dirinya dewasa
sombongnya jiwa yang merasa besar
meski jiwa ini sebenarnya kosong tak berarti
apa yang bisa dilakukan manusia dengan jiwa kosongnya
selain mimpi pula disiang bolong
karena tak ada yang benar-benar nyata, tak ada yang benar-benar serius di alam dunia,
kecuali sudah kembali kepada-Nya
jadi…intinya adalah hanya pasrah pada Dia
pemilik alam raya dan isinya.

*untuk mawar merahku

By. Sight_Cla10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar